Menanti Pembeli di Lorong Nyenyat Pusat Grosir Cililitan

Lorong paling selatan di Pusat Grosir Cililitan (PGC), Cawang, Jakarta Timur, pada Kamis mengancik petang, 12 Agustus 2021, tampak hampir tak berpenghuni. Para penyewa kios di blok sentra kuliner PGC tersebut menutup rapat-rapat tenant-nya sejak pemerintah menetapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat pada 3 Juli lalu.

Beberapa kios terlihat tutup permanen. Lembar kertas berisi informasi “tempat disewakan” tampak menempel pada rolling door sejumlah toko.

Suasana terasa tambah nyenyat lantaran jalan di lorong sentra kuliner itu hampir nihil pengunjung. Kepala Kios Bakso Ajo, Aan Setiadi yang ditemui Tempo bercerita, biasanya blok ini menjadi koridor paling ramai.

“Ramai karena dekat dengan Halte Busway. Kalau jam segini (17.30 WIB) orang pulang kantor, mereka mampir makan,” tutur pria berusia 24 tahun itu.

Saking sepinya pengunjung pada sore itu, Aan dan dua koleganya terlihat hanya bermain gim sambil menunggu pembeli. Padahal semasa Covid-19 belum mewabah, duduk pun para pegawai ini tak sempat.

Kios tempat Aan bekerja hampir tak pernah tutup, meski PPKM darurat berlangsung. Alasannya karena sektor makanan dan minuman termasuk kategori esensial yang diizinkan tetap beroperasi.

Sejak corona mewabah, Aan mengakui penjualan bakso di kiosnya berkurang tajam. Dia pun membandingkan dengan hari-hari sebelum pandemi.

12 Selanjutnya

Kala itu, dia bisa melayani pelanggan makan di tempat sampai ratusan orang. Belum lagi antrean orderan yang dibungkus. Terhitung setiap hari, minimal lebih dari seratus mangkok ludes terjual.

Namun hari ini, Aan dan dua pekerja lainnya belum genap menjual sepuluh mangkok. Kondisi selama PPKM kali ini bahkan lebih buruk ketimbang awal masa pandemi. Penjualan yang menurun itu berdampak terhadap upah yang ia terima.

“Upah kan sesuai penjualan juga,” katanya. Tak jarang Aan mengandalkan penjualan dari pemesanan online melalui GrabFood atau GoFood selama PPKM, walau tak terlalu membantu. Sehari, total dari penjualan langsung dan melalui aplikasi tak pernah mencapai 50 mangkok.

Rupanya kebijakan pemerintah mengizinkan mal dan pusat perbelanjaan menerima tamu sejak 10 Agustus lalu tidak terlampau mengubah keadaan. Aan mengatakan minat pengunjung belum terdongkrak.

Tetangga kios Aan, Nurul Hikmah, merasakan nasib sama. Karyawan toko roti Venus ini mengaku jumlah pengunjung masih segelintir sejak mal dan pusat perbelanjaan kembali beroperasi.

“Tiga hari ini kami paling mentok hanya menjual 50 boks. Soalnya orang tidak datang, karyawan kantoran juga tidak lewat,” kata wanita berusia 37 tahun ini.

Padahal semasa sebelum PPKM darurat diterapkan, tokonya masih bisa menjajakan sekitar 120 boks per hari. Kebanyakan para pembeli adalah karyawan dan reseller. Dia berharap kondisi segera membaik agar usaha kulinernya di Pusat Grosir Cililitan ini bisa tetap bertahan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *