5 Pasar Favorit Wisatawan di Yogyakarta Tutup Selama PPKM Darurat

Lima pasar tradisional favorit wisatawan di Kota Yogyakarta ikut tutup sementara selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat untuk mencegah penularan Covid-19.

Seperti Pasar Beringharjo di kawasan Malioboro, Pasar Klithikan di Pakuncen, Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (Pasty) di Jalan Yogya-Bantul, Pasar Tunjungsari dan Pasar Ciptomulyo.

Kelima pasar itu tutup karena tidak menjual kebutuhan pokok atau esensial. Misalnya Pasar Beringharjo barat menjual produk batik dan pakaian, Pasar Klithikan Pakuncen menjual barang- barang antik dan bekas, Pasar Pasty menjual satwa peliharaan dan tanaman hias, sedangkan Pasar Tunjungsari merupakan pasar sepeda.

“Ada relaksasi retribusi pasar tradisional sampai 75 persen selama Juli ini bagi pasar tradisional yang tutup sementara karena tidak menjual kebutuhan pokok saat PPKM Darurat itu,” kata Kepala Bidang Pasar Rakyat Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Gunawan Nugroho Utama, Kamis, 15 Juli 2021.

Gunawan menuturkan relaksasi retribusi pasar tradisional ini membantu meringankan para para pedagang pasar karena selama PPKM Darurat menutup lapaknya. Sedangkan untuk pasar- pasar tradisional lainnya yang menjual kebutuhan pokok di Kota Yogyakarta juga mendapatkan keringanan namun tidak sebesar lima pasar yang tutup selama PPKM Darurat.

“Untuk pasar- pasar tradisional yang menjual kebutuhan pokok dan tetap beroperasi ada relaksasi retribusi sekitar 25 persen,” kata Gunawan.

Kebijakan keringanan retribusi pasar tradisional itu sudah diberikan sejak tahun 2020 atau awal pandemi Covid-19 merebak. Kemudian nilai persentasenya dikurangi karena seiring kondisi pasar ramai kembali.

Bahkan pada Januari 2021, kebijakan itu sempat tidak diberlakukan lagi. Namun pada Februari 2021 relaksasi retribusi pasar tradisional diberikan lagi karena ada kebijakan PPKM.

“Pasar- pasar tradisional sudah buka, tapi selama PPKM itu omset pedagang berkurang sehingga ada relaksasi retribusi pasar tradisional lagi,” ujar Gunawan.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Yunianto Dwisutono mengatakan keputusan untuk menutup sementara pasar tradisional itu setelah melihat perkembangan dan kondisi di lapangan. Dengan penutupan pasar tradisional yang tidak menjual kebutuhan pokok atau esensial itu bisa mendukung PPKM Darurat untuk mencegah penularan Covid-19 lebih optimal.

Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta pekan ini terus mengetatkan pembatasan mobilitas masyarakat. Tidak hanya di sejumlah simpang jalan- jalan raya, akses jalan kampung tingkat RT/RW juga mulai dilakukan pembatasan.

“Di beberapa simpang jalan ditutup selama 24 jam. Dalam arti tidak boleh dilewati akses jalannya. Kami akan tambah lagi,” kata Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi.

Pembatasan mobilitas PPKM Darurat di sejumlah simpang dilakukan Pemkot Yogyakarta bersama Polresta Yogyakarta. Beberapa ruas jalan di sejumlah simpang yang ditutup adalah simpang Gejayan ke barat, simpang SGM atau Muja Muju arah barat ditutup total, simpang Kleringan kafe legend, samping Hotel Grand Inna Malioboro tutup total pukul 24.00 WIB.

Sejumlah ruas jalan di beberapa simpang yang ditutup total selama 24 jam, yakni simpang Pingit ke selatan, simpang Wirobrajan ke timur, simpang Tugu ke selatan, simpang Jetis ke selatan, simpang Rejowinangun ke barat, simpang C Simanjuntak ke barat, simpang Pojok Beteng barat ke arah utara dan simpang Tungkak ke utara.

“Pembatasan ini agar masyarakat berada di rumah dan tidak melakukan kegiatan yang tak perlu misalnya nongkrong,” kata Heroe.

Heroe menyebut dari hasil evaluasi pemerintah pusat beberapa waktu lalu, mobilitas di Kota Yogyakarta selama PPKM Darurat sudah turun dari awalnya 15 persen menjadi sekitar 34 persen. Angka itu sudah memenuhi target pemerintah pusat tapi diharapkan dapat ditingkatkan lagi penurunan mobilitas.

“Selain itu pemadaman lampu- lampu taman di Kota Yogyakarta akan ditambah selama PPKM Darurat,” kata Heroe.

Selain Jalan Malioboro, Heroe menjelaskan pemadaman lampu- lampu taman kota Yogyakarta dilakukan di Jalan Diponegoro, Jalan Sudirman dan Jalan Suroto. “Malam hari sebaiknya masyarakat tidak keluar ke mana- mana. Kami juga meminta perkantoran dan toko-toko mengurangi lampu- lampu yang masih menyala,” kata dia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *